Kamis, 18 Oktober 2012

HUBUNGAN PERMASALAHAN DALAM KELUARG



Hubungan Permasalahan dalam kehidupan masyarakat

Masalah, setiap orang pasti punya masalah dalam hidup, masalah yang terjadi karena kesalahan kita sendiri, masalah yang timbul karena orang lain atau emang udah saatnya menghadapi masalah. Banyak yang pusing kalo lagi ada masalah, gimanacara Menyikapi Masalah Dalam Kehidupan yang di alami.

Seperti apakah masalah dalam kehidupan manusia yang sering terjadi?

1.Masalah Dalam Percintaan (Hati)

Kalo masalah dalam Percintaan (Hati) Banyak yang di alami oleh ABG, Masalah tersebut tidak jauh dalam Putus cinta, makanya itu pengaruh dalam kehidupan . Hal-hal tersebut sebagai berikut:
Baru mengalami Jatuh Cinta
Ada masalah dalam Hubungan Pacaran
mungkin masalah Sakit Hati karena Cinta
 Semua itu sering dialami dan pasti bakal terjadi dalam sebuah hubungan asmara

2. Masalah Dalam Keluarga

Permasalah dalam  keluarga sering yang kita alami dalam anggota keluarga, masalah ini timbul adalah :
Antara suami-istri
Masalah antara orang tua dan anaknya
masalah dengan saudara dalam keluarga

3.  Masalah di Sekolah

Masalah sekolah sering terjadi saat ini karena masalah sekolah di factor  oleh lingkungan sendiri. Hal – hal apa yang pengaruhi factor itu:
Masalah dengan Guru
Masalah dengan teman di sekolah
Masalah pembayaran uang sekolah
Masalah percintaan juga waktu disekolah



4. Masalah Dalam Pekerjaan

Masalah dalam  pekerjaan itu sering terjadi, banyak orang yang membenci orang tersebut dengan hasil kerjanya lebih baik dari orang tersebut, Hal-hal apa saja yang pengaruhi factor tersebut:
Dengan atasan di tempat bekerja
Dengan rekan kerja
malah masalah di PHK “Putus Hubungan Kerja” alias dipecat, yang otomatis jadi pengangguran lagi

Permasalah dalam keluarga

Permasalah dalam  keluarga sering yang kita alami dalam anggota keluarga, masalah ini timbul adalah :
Antara suami-istri
Masalah antara orang tua dan anaknya
masalah dengan saudara dalam keluarga



Sumber :

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/09/kehidupan-dalam-keluarga-dan-masyarakat/



Konflik Dalam Keluarga

Sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi atau aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial seluruh anggota keluarga.
Sebaliknya, keluarga disebut disharmonis apabila ada seorang atau beberapa orang anggota keluarga yang kehidupannya diliputi konflik, ketegangan, kekecewaan dan tidak pernah merasa puas dan bahagia terhadap keadaan serta keberadaan dirinya. Keadaan ini berhubungan dengan kegagalan atau ketidakmampuan dalam penyesuaian diri terhadap orang lain atau terhadap lingkungan sosialnya (Gunarsa, 1995). Ketegangan maupun konflik dengan pasangan atau antara suami dan istri merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah tangga. Tidak ada rumah tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam rumah tangga bukanlah sesuatu yang menakutkan. Apabila konflik dapat diselesaikan secara sehat maka masing-masing pasangan (suami-istri) akan mendapatkan pelajaran yang berharga, menyadari dan mengerti perasaan, kepribadian, gaya hidup dan pengendalian emosi pasangannya sehingga dapat mewujudkan kebahagiaan keluarga. Penyelesaian konflik secara sehat terjadi bila masing-masing pihak baik suami atau istri tidak mengedepankan kepentingan pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi yang sama-sama menguntungkan melalui komunikasi dan kebersamaan. Disisi lain, apabila konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan semakin sering terjadi dan semakin membahayakan bagi keluarga khususnya suami dan istri yang terlibat konflik. Penyelesaian konflik seperti ini terjadi bila setiap pihak tidak mampu bekerjasama untuk menciptakan suatu hubungan yang selaras. Mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Penyelesaian bisa dilakukan dengan kemarahan yang berlebih-lebihan, hentakan-hentakan fisik sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian berupa kata-kata kotor maupun ekspresi wajah merah padam menyeramkan yang dilakukan oleh suami maupun istri (Bachtiar, 2004). Seringkali pula muncul pola-pola perilaku yang bersifat menyerang, memaksa, menciptakan ancaman atau mencederai secara fisik yang dilakukan oleh pasangan (suami-istri). Pola-pola perilaku seperti ini menjurus pada tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang secara lebih luas diartikan sebagai penyalahgunaan kekuasaan oleh salah satu anggota keluarga kepada anggota keluarga lain dengan melanggar hak individu (Poerwandari,2000).

SUMBER :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23613/4/Chapter%20I.pdf



KOMENTAR SAYA:
Dalam mengatasi permasalahan dalam keluarga perlu kesabaran yang extra. Jalan yang paling baik di tempuh adalah duduk bersama membahas masalh dan mencari solusi terbaik dalm mengatasi masalah dalam keluarga tersebut. Madsalah tersebut harus benar-benar selasai agar tidak akan muncul dalam konflik yang sama.


0 komentar:

Posting Komentar