Hubungan Permasalahan dalam kehidupan masyarakat
Masalah, setiap orang pasti punya masalah dalam hidup,
masalah yang terjadi karena kesalahan kita sendiri, masalah yang timbul karena
orang lain atau emang udah saatnya menghadapi masalah. Banyak yang pusing kalo
lagi ada masalah, gimanacara Menyikapi Masalah Dalam Kehidupan yang di alami.
Seperti apakah masalah dalam kehidupan manusia yang sering
terjadi?
1.Masalah Dalam Percintaan (Hati)
Kalo masalah dalam Percintaan (Hati) Banyak yang di alami
oleh ABG, Masalah tersebut tidak jauh dalam Putus cinta, makanya itu pengaruh
dalam kehidupan . Hal-hal tersebut sebagai berikut:
Baru mengalami Jatuh Cinta
Ada masalah dalam Hubungan Pacaran
mungkin masalah Sakit Hati karena Cinta
Semua itu sering
dialami dan pasti bakal terjadi dalam sebuah hubungan asmara
2. Masalah Dalam Keluarga
Permasalah dalam
keluarga sering yang kita alami dalam anggota keluarga, masalah ini
timbul adalah :
Antara suami-istri
Masalah antara orang tua dan anaknya
masalah dengan saudara dalam keluarga
3. Masalah di Sekolah
Masalah sekolah sering terjadi saat ini karena masalah
sekolah di factor oleh lingkungan
sendiri. Hal – hal apa yang pengaruhi factor itu:
Masalah dengan Guru
Masalah dengan teman di sekolah
Masalah pembayaran uang sekolah
Masalah percintaan juga waktu disekolah
4. Masalah Dalam Pekerjaan
Masalah dalam
pekerjaan itu sering terjadi, banyak orang yang membenci orang tersebut
dengan hasil kerjanya lebih baik dari orang tersebut, Hal-hal apa saja yang
pengaruhi factor tersebut:
Dengan atasan di tempat bekerja
Dengan rekan kerja
malah masalah di PHK “Putus Hubungan Kerja” alias dipecat,
yang otomatis jadi pengangguran lagi
Permasalah dalam keluarga
Permasalah dalam
keluarga sering yang kita alami dalam anggota keluarga, masalah ini
timbul adalah :
Antara suami-istri
Masalah antara orang tua dan anaknya
masalah dengan saudara dalam keluarga
Sumber :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/09/kehidupan-dalam-keluarga-dan-masyarakat/
Konflik Dalam Keluarga
Sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota
keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan
dan puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi atau
aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial seluruh
anggota keluarga.
Sebaliknya, keluarga disebut disharmonis apabila ada seorang
atau beberapa orang anggota keluarga yang kehidupannya diliputi konflik,
ketegangan, kekecewaan dan tidak pernah merasa puas dan bahagia terhadap
keadaan serta keberadaan dirinya. Keadaan ini berhubungan dengan kegagalan atau
ketidakmampuan dalam penyesuaian diri terhadap orang lain atau terhadap
lingkungan sosialnya (Gunarsa, 1995). Ketegangan maupun konflik dengan pasangan
atau antara suami dan istri merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau
rumah tangga. Tidak ada rumah tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik
dalam rumah tangga bukanlah sesuatu yang menakutkan. Apabila konflik dapat
diselesaikan secara sehat maka masing-masing pasangan (suami-istri) akan
mendapatkan pelajaran yang berharga, menyadari dan mengerti perasaan,
kepribadian, gaya hidup dan pengendalian emosi pasangannya sehingga dapat
mewujudkan kebahagiaan keluarga. Penyelesaian konflik secara sehat terjadi bila
masing-masing pihak baik suami atau istri tidak mengedepankan kepentingan
pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi yang sama-sama
menguntungkan melalui komunikasi dan kebersamaan. Disisi lain, apabila konflik
diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan semakin sering terjadi dan
semakin membahayakan bagi keluarga khususnya suami dan istri yang terlibat
konflik. Penyelesaian konflik seperti ini terjadi bila setiap pihak tidak mampu
bekerjasama untuk menciptakan suatu hubungan yang selaras. Mereka hanya
mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Penyelesaian
bisa dilakukan dengan kemarahan yang berlebih-lebihan, hentakan-hentakan fisik
sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian berupa kata-kata kotor
maupun ekspresi wajah merah padam menyeramkan yang dilakukan oleh suami maupun
istri (Bachtiar, 2004). Seringkali pula muncul pola-pola perilaku yang bersifat
menyerang, memaksa, menciptakan ancaman atau mencederai secara fisik yang
dilakukan oleh pasangan (suami-istri). Pola-pola perilaku seperti ini menjurus
pada tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang secara lebih luas
diartikan sebagai penyalahgunaan kekuasaan oleh salah satu anggota keluarga
kepada anggota keluarga lain dengan melanggar hak individu (Poerwandari,2000).
SUMBER :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23613/4/Chapter%20I.pdf
KOMENTAR SAYA:
Dalam mengatasi permasalahan dalam keluarga perlu kesabaran
yang extra. Jalan yang paling baik di tempuh adalah duduk bersama membahas
masalh dan mencari solusi terbaik dalm mengatasi masalah dalam keluarga tersebut.
Madsalah tersebut harus benar-benar selasai agar tidak akan muncul dalam
konflik yang sama.
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar