Kamis, 18 Oktober 2012

HUBUNGAN PERMASALAHAN DALAM KELUARG



Hubungan Permasalahan dalam kehidupan masyarakat

Masalah, setiap orang pasti punya masalah dalam hidup, masalah yang terjadi karena kesalahan kita sendiri, masalah yang timbul karena orang lain atau emang udah saatnya menghadapi masalah. Banyak yang pusing kalo lagi ada masalah, gimanacara Menyikapi Masalah Dalam Kehidupan yang di alami.

Seperti apakah masalah dalam kehidupan manusia yang sering terjadi?

1.Masalah Dalam Percintaan (Hati)

Kalo masalah dalam Percintaan (Hati) Banyak yang di alami oleh ABG, Masalah tersebut tidak jauh dalam Putus cinta, makanya itu pengaruh dalam kehidupan . Hal-hal tersebut sebagai berikut:
Baru mengalami Jatuh Cinta
Ada masalah dalam Hubungan Pacaran
mungkin masalah Sakit Hati karena Cinta
 Semua itu sering dialami dan pasti bakal terjadi dalam sebuah hubungan asmara

2. Masalah Dalam Keluarga

Permasalah dalam  keluarga sering yang kita alami dalam anggota keluarga, masalah ini timbul adalah :
Antara suami-istri
Masalah antara orang tua dan anaknya
masalah dengan saudara dalam keluarga

3.  Masalah di Sekolah

Masalah sekolah sering terjadi saat ini karena masalah sekolah di factor  oleh lingkungan sendiri. Hal – hal apa yang pengaruhi factor itu:
Masalah dengan Guru
Masalah dengan teman di sekolah
Masalah pembayaran uang sekolah
Masalah percintaan juga waktu disekolah



4. Masalah Dalam Pekerjaan

Masalah dalam  pekerjaan itu sering terjadi, banyak orang yang membenci orang tersebut dengan hasil kerjanya lebih baik dari orang tersebut, Hal-hal apa saja yang pengaruhi factor tersebut:
Dengan atasan di tempat bekerja
Dengan rekan kerja
malah masalah di PHK “Putus Hubungan Kerja” alias dipecat, yang otomatis jadi pengangguran lagi

Permasalah dalam keluarga

Permasalah dalam  keluarga sering yang kita alami dalam anggota keluarga, masalah ini timbul adalah :
Antara suami-istri
Masalah antara orang tua dan anaknya
masalah dengan saudara dalam keluarga



Sumber :

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/09/kehidupan-dalam-keluarga-dan-masyarakat/



Konflik Dalam Keluarga

Sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi atau aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial seluruh anggota keluarga.
Sebaliknya, keluarga disebut disharmonis apabila ada seorang atau beberapa orang anggota keluarga yang kehidupannya diliputi konflik, ketegangan, kekecewaan dan tidak pernah merasa puas dan bahagia terhadap keadaan serta keberadaan dirinya. Keadaan ini berhubungan dengan kegagalan atau ketidakmampuan dalam penyesuaian diri terhadap orang lain atau terhadap lingkungan sosialnya (Gunarsa, 1995). Ketegangan maupun konflik dengan pasangan atau antara suami dan istri merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah tangga. Tidak ada rumah tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam rumah tangga bukanlah sesuatu yang menakutkan. Apabila konflik dapat diselesaikan secara sehat maka masing-masing pasangan (suami-istri) akan mendapatkan pelajaran yang berharga, menyadari dan mengerti perasaan, kepribadian, gaya hidup dan pengendalian emosi pasangannya sehingga dapat mewujudkan kebahagiaan keluarga. Penyelesaian konflik secara sehat terjadi bila masing-masing pihak baik suami atau istri tidak mengedepankan kepentingan pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi yang sama-sama menguntungkan melalui komunikasi dan kebersamaan. Disisi lain, apabila konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan semakin sering terjadi dan semakin membahayakan bagi keluarga khususnya suami dan istri yang terlibat konflik. Penyelesaian konflik seperti ini terjadi bila setiap pihak tidak mampu bekerjasama untuk menciptakan suatu hubungan yang selaras. Mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Penyelesaian bisa dilakukan dengan kemarahan yang berlebih-lebihan, hentakan-hentakan fisik sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian berupa kata-kata kotor maupun ekspresi wajah merah padam menyeramkan yang dilakukan oleh suami maupun istri (Bachtiar, 2004). Seringkali pula muncul pola-pola perilaku yang bersifat menyerang, memaksa, menciptakan ancaman atau mencederai secara fisik yang dilakukan oleh pasangan (suami-istri). Pola-pola perilaku seperti ini menjurus pada tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang secara lebih luas diartikan sebagai penyalahgunaan kekuasaan oleh salah satu anggota keluarga kepada anggota keluarga lain dengan melanggar hak individu (Poerwandari,2000).

SUMBER :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23613/4/Chapter%20I.pdf



KOMENTAR SAYA:
Dalam mengatasi permasalahan dalam keluarga perlu kesabaran yang extra. Jalan yang paling baik di tempuh adalah duduk bersama membahas masalh dan mencari solusi terbaik dalm mengatasi masalah dalam keluarga tersebut. Madsalah tersebut harus benar-benar selasai agar tidak akan muncul dalam konflik yang sama.


PENGERTIAN INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT


              

A. Pengertian Individu, Keluarga, Dan Masyarakat

 1. Individu
 Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.

 Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).

 Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.

 Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.

 Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.

 2. Keluarga
 Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.

 Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family” terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.

Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Menurut Departemen Kesehatan RI 1998).
Kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya. (Ki Hajar Dewantara)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.(Menurut Salvicion dan Ara Celis).

 Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :

  Unit terkecil dari masyarakat
  Terdiri atas 2 orang atau lebih
  Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
  Hidup dalam satu rumah tangga
  Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
  Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
  Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
  Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

 Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.


Tugas-tugas Keluarga
 Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
Sosialisasi antar anggota keluarga.
Pengaturan jumlah anggota keluarga.
Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.


Fungsi Keluarga
 Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

 3. Masyarakat
 Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat.

 Berikut dibawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi :
menurut Munandar Soelaeman masyarakat merupakan kesatuan sosial yang mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dsb.
menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.

 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat adalah :
Kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan bersama
Kesatuan sosial yang mempunyai hubungan erat
Kumpulan individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup lama.


 B. Hak Dan Kewajiban Individu dalam Masyarakat
 Hak ialah suatu yang merupakan milik atau dapat dimiliki oleh seseorang sebagai manusia. Hak ini dapat dipenuhi dengan memenuhinya atau dapat juga hilang seandainya pihak yang berhak merasa rela apabila haknya tidak dipenuhi.

 Kewajiban ialah hal-hal yang wajib dilakukan atau diadakan oleh seorang dari luar dirinya untuk memenuhi hak dari pihak yang lain.Yang dapat menentukan individu memiliki hak dan kewajiban adalah norma yang dianut, adat istiadat yang mentradisi dan agama yang diyakini.

 Ada dua bentuk hak yang sangat mendasar, yang dapat dimiliki oleh individu :
Hak asasi yang bersifat natural, seperti hak untuk hidup, hak untuk merdeka, hak untuk mendapatkan kehormatan. Hak-hak tersebut yang menyebabkan manusia memperoleh kebebasan pada kurun waktu yang panjang
Hak asasi yang bersifat umum, yaitu hak persamaan. Diperlukan seorang individu dalam kedudukannya sebagai individu dalm suatu masyarakat. Dalam hak persamaan tidak terdapat sifat diskriminasi golongan, jenis, bahasa, agama, pandangan politik, asal negara, tingkat sosial, kelahiran.

 Adapun kewajiban individu didalam masyarakat adalah melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya dengan cara menghormati hak-hak masyarakat. Jika seseorang memiliki hak untuk dihargai, dirinya juga harus menghargai orang lain. Jika seseorang memiliki hak untuk hidup tenang, dirinya juga harus menjaga ketenangan, demikian seterusnya.

 C. HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
 Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.

 1. Hubungan individu dengan keluarga
 Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan.
 Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.

 2. Hubungan individu dengan lembaga
 Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang secara terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi mereka.

 Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya. Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian. Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya.

 3. Hubungan individu dengan komunitas
 Komunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial terbatas, memiliki kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian tata kehidupan bersama.
 Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara independen.

 4. Hubungan individu dengan masyarakat
 Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.

 KESIMPULAN
 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap individu, keluarga dan masyarakat memiliki relasi atau hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Hubungan yang dilandasi oleh nilai, norma dan aturan-aturan diantara komponen-komponen tersebut.
 Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Begitupun sebaliknya, individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya. Dan barulah dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur dengan lingkungan sosialnya yaitu masyarakat.

 DAFTAR PUSTAKA

Wahyu, Ramdani, M.Ag.,M.Si. ISD (Ilmu Sosial Dasar). Pustaka Setia. Bandung : 2007
Soelaeman, M. Munandar. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Refika Aditama. Bandung : 2004
www.google.com. Pengertian masyarakat. Website: Universitas Guna Darma

Sumber Artikel:
http://abyfarhan7.blogspot.com/2011/12/pengertian-individu-keluarga-dan.html

Komentar Saya :
Di dalam kehidupan di masyarakat individu, keluarga dan masyarakat memiliki relasi atau hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Hubungan yang dilandasi aturan-aturan  nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Jika semua tidak saling tidak akan terjadi masyarakat yang madani dalam lingkungan tersebut


KELUARGA IDEAL


            
Tujuan hidup seseorang pastinya menikah dengan orang yang dikasihinya. Tetapi sebelum menikah, penting dilakukan untuk melakukan perencanaan pernikahan. Pasalnya, dengan perencanaan tersebut tentunya akan dapat membentuk keluarga ideal. Untuk mencapai keluarga ideal, ada delapan fungsi yang harus dipahami oleh tiap pasangan yang akan menikah. Diantaranya, fungsi agama, fungsi sosial budaya, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, dan fungsi ekonomi. "Keluarga ideal harus melalui ketahanan keluarga. Sehingga sebelum menikah penting melakukan perencanaan baik dari segi mental maupun kesehatan. Dengan family planning ini pun diharapkan dapat menekan angka perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). dalam menciptakan keluarga sehat tentunya harus menerapkan gaya hidup sehat. Seperti, menikah diatas usia 17 tahun, mengikuti pemeriksaan dan imunisasi sebelum menikah. "Tiap pasangan harus memahami dulu arti dan maksud tujuannya menikah. Dalam hal kesehatan, tentunya kesehatan lingkungan dan reproduksi harus diperhatikan. Hidup harus direncanakan, begitu juga dengan membentuk keluarga dengan gaya hidup sehat. Penjelasan di atas adalah perencanaan membentuk keluarga ideal menurut saya.
Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga:
Keluarga Inti
Anggota keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak disebut keluarga inti.
Keluarga Luas
Jika dalam 1 rumah terdapat banyak keluarga yang anggota keluarganya bukan dari keluarga inti ada anggota keluarga lain misalnya kakek, nenek, paman, bibi dan keponakan karena mereka tinggal di bawah satu atap makan minum bersama maka semua dikatakan suatu keluarga gabung atau keluarga luas. Keluarga inti atau keluarga gabung jika hidup makan bersama dari dapur yang sama maka keluarga tersebut disebut rumah tangga
Kedudukan Anggota Keluarga
Ayah
Ayah mempunyai kedudukan sebagai kepala keluarga. Kepala keluarga, artinya pemimpin dalam keluarga.
 Ibu
Kedudukan ibu sebagai ibu rumah tangga dalam sebuah keluarga. Ibu juga sebagai wakil ayah di rumah.
Anak
Kedudukan anak dalam sebuahkeluarga adalah sebagai anggota keluarga.
Peran Anggota Keluarga
Anggota keluarga mempunyai peranan masing masing, yaitu:
Ayah
Kedudukan ayah sebagai pemimpin keluarga, memiliki peran dalam memenuhi kesejahteraan anggota keluarganya. Oleh karena itu, ayah pergi bekerja untuk mencari nafkah.
Ibu
Sebagai wakil ayah di rumah,Peran ibu mengatur dan mengurus rumah tangga. Ibu juga bisa mencari nafkah tambahan, membimbing, merawat, mengasuh dan mendidik anak-anak hingga mencapai usia dewasa.
Anak
Anak adalah anggota keluarga, Sebagai anggota keluarga seorang anak berperan dalam menyenangkan hati orang tuanya, membantu orang tua, mematuhi nasihat orang tua dan menjaga harta benda jika orang tua tidak di rumah. Misalnya, belajar dengan giat dan membantumeringankan pekerjaan orangtua.


Keluarga ideal terbaik Indonesia adalah unit terkecil masyarakat Indonesia yang terdiri kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul, tinggal di suatu tempat dalam keadaan saling ketergantungan. Di dalam keluarga ideal Indonesia terdapat  lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.


Tugas keluarga ideal terbaik Indonesia Pada dasarnya tugas keluarga ideal terbaik Indonesia ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

   1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
   2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
   3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
   4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
   5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
   6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
   7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
   8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

SUMBER :
http://apriliyanti-anwar.blogspot.com/2012/01/keluarga-ideal.html
http://cukupkliksaja.blogspot.com/2010/11/pengertian-keluarga-ideal-secara-umum.html

KOMENTAR SAYA:

Keluarga ideal adalah keluarga yang saling utuh dan tau dia mana posisi orang tersebut dalam keluarga. Setiap anggota keluarga dpt menjalankan tugasnya masing-masing dalm keluarga tersebut. Sehingga kewajiban dan tanggung jawab mereka dapat di selesaikan dalam anggota keluarga tersebut.



Permasalahan yang terjadi dalam keluarga



Setiap orang pasti mempunyai masalahnya sendiri-sendiri. Dalam keluarga, masalah pun menjadi sesuatu yang pasti ditemui. Hal ini tak lebih karena adanya beberapa kepala yang berpikir di dalamnya. Oleh karenanya, masalah yang muncul dalam keluarga adalah sesuatu yang normal dan seyogyanya menjadi hal yang semakin merekatkan hubungan antar personal keluarga tersebut. Untuk memberikan gambaran, Info Share akan merangkum masalah yang biasa muncul dalam keluarga seperti dikutip dari sumber. Berikut petikannya:
====================================================
Seperti dilansir dari Women Health Mag, berikut ini lima daftar masalah paling umum dalam keluarga dan cara menanganinya.

1. Mertua
Masalah dengan mertua menduduki peringkat pertama dalam permasalahan rumah tangga. Menurut pakar pernikahan John Gottman, phD, terjadinya konflik antara mertua dan menantu dipicu karena mereka sama-sama bersaing untuk mendapatkan perhatian suami.

 Solusi: Diperlukan solidaritas yang tinggi dalam sebuah pernikahan. Suami harus mendampingi istri dan mengutamakan istri, bahkan ketika dia salah sang suami semestinya membela istrinya di depan keluarganya terutama di depan ibu sang suami.

2. Uang
Masalah uang biasanya terjadi pada pasangan yang baru menikah, mereka belum mengetahui bagaimana menyeimbangkan finansial. Konflik karena uang memang dapat membuat pasangan bertengkar. Entah itu karena uang yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan atau tidak tahu bagaimana membelanjakan uang tersebut. Anda ingin membeli mesin cuci sedangkan suami ingin membeli sepeda motor baru.

 Solusi: Konflik tentang uang bisa terselesaikan jika sama-sama jujur dan terbuka tentang jumlah uang yang dimiliki dan dibutuhkan. Agar Anda dan pasangan tahu penghasilan akan diapakan, buatlah budget bulanan atau mingguan dan taatlah pada budget tersebut serta jangan belanja melebihi budget. Tagihan setiap bulan, seperti listrik, air dan lainnya harus menjadi prioritas utama dalam urusan pembayaran.

3. Pekerjaan Rumah Tangga
Pertengkaran dalam rumah tangga memang kerap terjadi. Topik pertengkarang mulai dari mencuci piring, belanja, membersihkan kamar atau mengurus anak pasti sering diributkan.

 Solusi: Jika Anda dan pasangan sama-sama bekerja, maka Anda perlu membicarakan topik rumah tangga ini. Bicarakan pada pasangan jika Anda membutuhkan bantuan si dia dalam menyelesaikan urusan rumah tangga. Agar tugas menjadi jelas, buatlah daftar tugas yang harus dilakukan Anda dan si dia dalam seminggu. Jika suami sudah menyelesaikan pekerjaannya jangan lupa mengucapkan terima kasih dan berikan dia pujian.

4. Mengurus Anak
 Anak juga bisa menjadi faktor pemicu keributan suami-istri. Meski sangat menunggu kehadiran buah hati, namun ketika si kecil lahir maka bisa membawa masalah tersendiri. Memiliki anak dapat membawa tekanan tambahan dalam perkawinan karena merawat dan membesarkan anak membutuhkan sebuah tanggung jawab besar. Belum lagi jika pasangan tidak ikut andil dalam merawat anak, maka Anda bisa semakin stres dan sering ribut dengan pasangan.

 Solusi: Solusinya adalah Anda dan pasangan mampu membagi tugas. Jika diperlukan Anda dapat meminta bantuan dari orang luar, seperti saudara dekat atau baby sitter untuk menjaga si kecil. Sehingga Anda pun masih bisa menikmati hidup dan sesekali masih bisa pergi berdua bersama suami.

5. Seks
 Banyak pasangan yang merasa jika seks hebat hanya dirasakannya selama 3 bulan pertama selanjutnya hubungan intim tersebut tidak lagi hangat. Masalah yang sering terjadi adalah karena lelah, stres atau penolakan.

SUMBER :
http://wasisa.blogspot.com/2011/09/masalah-yang-biasa-muncul-dalam.html


Pendekatan Dalam Mengatasi Masalah Keluarga

1. Pendekatan Psikodinamik
 Pendekatan ini berusaha memahami apa yang terjadi dan mengapa sampai timbul atau terjadi keadaan seperti itu. Memahami latar belakang terjadinya sesuatu permasalahan dapat dipergunakan untuk menentukan langkah-langkah untuk memperbaiki, membina dan mengarahkan, agar terjadi perubahan sesuai dengan yang diharapkan.
 Pendekatan ini akan memberi jawaban mengenai "apa", "mengapa", "bagaimana" terjadinya suatu masalah, (misalnya mengenai disharmoni dalam keluarga) dan "dengan cara apa" dapat diatasi.

2. Pendekatan Behavioristik
 Suatu pendekatan yang menitik beratkan pada usaha mengatasi gejala (tingkah laku/psikis) yang ada, yang terlihat, tanpa perlu memperhitungkan proses terjadinya atau "mengapanya" tetapi secara langsung untuk mengatasi gejala tersebut. Dalam hal ini perlu dikaitkan dengan prinsip-prinsip dalam dunia pendidikan atau proses belajar dan perubahan-perubahannya yang diharapkan terjadi. Suatu gejala dianggap sebagai sesuatu produk dari proses belajar sebelumnya yang mempengaruhi. Karena itu proses ini bisa dipengaruhi oleh sesuatu proses belajar yang lain atau sesuatu yang baru untuk mengatasi atau mengubah gejala tingkah laku, sesuai dengan yang diharapkan.

3. Pendekatan Gestalt
 Pendekatan yang menitikberatkan pada keseluruhan, pada kepribadian sebagai totalitas yang melebihi jumlah aspek-aspeknya. Meskipun masalahnya terdapat pada sesuatu Aspek atau beberapa aspek kepribadian saja, namun tidak bisa dilihat, hanya pada satu aspek tertentu saja. Melainkan harus dilakukan terhadap pribadi sebagai kesatuan atau keseluruhan.

4. Pendekatan Konseling
 Melalui hubungan atau percakapan yang terus menerus, seseorang bisa diarahkan unutk berfikir atau bertingkahlaku sesuai dengan yang diharapkan. Berbagai proses peniruan (imitasi), sugesti, suportif bahkan pelegaan melalui pengungkapan dari keadaan perasaan seseorang (catharsis).

5. Pendekatan melalui agama
 Iman dan kepercayaan yang kuat merupakan sumber kekuatan untuk mengatasi atau menghadapi hal-hal yang tidak baik. Agama juga menjadi dasar dan patokan dari semua tingkahlaku agar orang tidak kacau, ragu-ragu dan mudah terpengaruh oleh rangsangan-rangsangan negatif yang datang dari luar.

SUMBER :
http://indonesiaindonesia.com/f/85034-pendekatan-mengatasi-masalah-keluarga/

Komentar Saya :
Membangun keluarga adalah membangun kehidupan dari nol lagi,sehingga akan banyak permasalahan yang akan timbul. Dalam mengatasi masalah-masalh yang timbul kita perlu banyak berdiskusi pada semua anggota keluarga sehingga di dapatkan kesepakatan yang saling mengutungkan kepada semua angota keluarga. Maka akan terjalin keluarga yang harmonis dan rukun.